Dendang Agronomi

Dengan penuh semangat dan kesatuan tekad. Aku bekerja dengan giat. Dan Tuhan Yang Kuasa telah menghendaki. "Ku jadi warga agronomi". Ku berjanji akan berusaha mematuhi. Dan Laksanakan tugas bakti. Segala potensi dengan sepenuh hati. Kudarmakan pada agronomi. Kacang, jagung, buncis, tomat. Membuat kita semua sehat. Dengan segenggam benih saja. Kami sanggup beri makan dunia. Akan ku raih. Akah ku gapai. Produksi tinggi dan lestari. Viva agronomi kucinta agronomi. Dan seluruh civanya. Majulah agronomi. Kucinta agronomi. Sepanjang Masa........

Selasa, 18 Januari 2011

Infonya Jahe! Jahe, Rempah yang Menyehatkan

Indonesia kaya dengan rempah, salah satunya adalah tanaman jahe (Zingiber officinale). Di masyarakat kita, selain sebagai bumbu penyedap masakan, jahe juga dikenal sebagai rempah yang memiliki khasiat obat. Minuman jahe yang populer di masyarakat Indonesia adalah wedang jahe, yaitu jahe yang dipanaskan dan diberi gula merah.
Jahe tumbuh baik di kawasan beriklim lembab dan menyukai sinar matahari. Tanaman ini gampang tumbuh di berbagai tempat, termasuk di hutan, ladang, semak belukar, daerah terbuka atau di bawah naungan seperti di kebun bambu dan kopi.






Jahe memiliki kandungan gingerol, minyak jahe (zingeron), zingeberon, borneol, cineol, dextro-kamfena dan beta-phelandrena. Jahe juga mengandung minyak atsiri, berupa cairan kuning kehijauan dengan rasa pedas dan bau yang khas. Jahe mengandung atsiri sebanyak 48 sampai 60 persen, serat 7 sampai 11 persen, lemak 3 sampai 10 persen, air 12 sampai 18 persen dan kadar abu 8 sampai 9 persen.
Akar rimpang jahe atau minyaknya kerap digunakan dalam ramuan obat-obatan. Sementara minyak jahe banyak digunakan untuk campuran pewangi, pengawet makanan dan kosmetik.
Rimpang jahe umum dipakai baik yang berusia muda maupun tua. Jahe muda biasanya rasanya lebih ringan dan dalam pemakaiannya kerap tidak perlu dikupas kulitnya. Sedangkan jahe yang tua memiliki rasa yang lebih berat dan berserat.
Ada beberapa jenis jahe yang dikenal yaitu jahe putih, jahe merah dan jahe kuning. Jahe putih biasanya sering dipakai untuk minuman dan makanan. Jahe putih memiliki rimpang berwarna putih dan sering digunakan dalam bumbu masakan. Jahe merah dikenal pula dengan sebutan jahe pahit dan mempunyai warna rimpang merah atau merah keabu-abuan. Umumnya jahe merah berukuran kecil dan digunakan untuk berbagai macam obat. Di Jawa, jahe merah digunakan untuk penawar bisa ular. Jahe kuning memiliki rimpang yang berwarna kuning cerah dan umum digunakan untuk obat.
Sebagai obat, jahe ampuh digunakan untuk obat sakit perut dan obat batuk. Selain itu juga digunakan untuk obat kurang nafsu makan, pencernaan kurang baik, kepala pusing, masuk angin, rematik atau encok, gatal-gatal, kolera, difteri, muntah-muntah, terkilir, obat syaraf lemah, penghangat badan, mual dan lain-lain.
Untuk mengatasi kedinginan, lelah, lesu, pilek, flu, kulit kering dan suram, serta memperbaiki peredaran darah yang kurang lancar, cukup dengan meminum rebusan air jahe. Caranya, beberapa iris jahe dididihkan dengan api kecil.
Cara lain adalah dengan memakan langsung sepotong kecil jahe yang segar maupun yang sudah matang. Khusus untuk pilek dan flu, cukup dengan meminum air rebusan jahe yang dicampur madu dan perasan jeruk lemon. Jahe memang efektif menyembuhkan pilek dan flu karena memiliki khasiat menghangatkan badan serta bersifat anti bakteri.
Namun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa bila dipanaskan maka bahan aktif dari jahe akan hilang. Hal ini pernah disampaikan oleh Dr Iversen, dokter asal Denmark. Menurutnya, jika dipanaskan zat aktif jahe akan berubah menjadi apa yang disebut shogaol. Karena zat anti peradangannya hilang maka zat ini menjadi tidak berpengaruh sama sekali untuk menanggulangi radang sendi, ungkap Iversen.
Selain itu, jelasnya, jahe yang dibuat sebagai ekstrak murni seringkali menimbulkan masalah baru karena kadar shogaol tadi menjadi tak terkontrol. Padahal shogaol ini bisa merusak lambung.
Namun Iversen tak menampik jika dikatakan jahe memiliki khasiat mengatasi rematik jika pengolahannya benar. Jahe memiliki zat aktif yang disebut Zinaxin yang sifatnya membantu menghilangkan rasa sakit. Jadi bukan mengobati rematik itu sendiri, apalagi jika rematiknya sudah pada stadium yang sangat parah.

dikutip dari: ABA Herbal (http://abaherbal.com/?p=76)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarmu..